Hari Jumat selalu istimewa. Ia bukan hanya penghulu segala hari dalam ajaran Islam, tetapi juga momen di mana langit seolah terbuka lebih lebar untuk doa dan amal baik. Di tengah kesibukan dunia yang tiada henti, Jumat datang membawa pesan: “Berhentilah sejenak, lihat ke sekelilingmu, dan tebarkan cinta dengan sedekah.”
Sedekah bukan hanya soal uang. Ia bisa berupa senyum, tenaga, waktu, bahkan doa tulus untuk sesama. Namun, ada kekuatan luar biasa ketika kita menyisihkan sebagian harta yang kita miliki, lalu memberikannya dengan ikhlas, tanpa pamrih, kepada mereka yang membutuhkan.
Bayangkan seorang ibu penjual sayur di pinggir jalan, yang selama seminggu harus menghitung lembaran rupiahnya dengan cermat agar bisa membeli beras untuk anak-anaknya. Lalu datanglah seseorang dengan amplop kecil berisi sedekah dari Jumat yang penuh cinta. Senyumnya merekah. Air matanya menetes. Baginya, itu bukan hanya uang—itu adalah harapan, itu adalah bukti bahwa Tuhan masih menggerakkan hati manusia untuk saling peduli.
Sedekah di hari Jumat bukan sekadar rutinitas. Ia adalah bentuk syukur. Kita berkata kepada Tuhan, “Ya Allah, terima kasih atas semua yang Engkau titipkan, dan inilah sedikit dari kami untuk membalas kasih-Mu kepada saudara kami yang sedang berjuang.”
Dan tahukah kamu? Tidak ada sedekah yang sia-sia. Setiap rupiah yang kamu berikan akan kembali entah dalam bentuk rezeki yang tak terduga, kesehatan yang terus terjaga, atau hati yang selalu damai. Allah tidak pernah alpa membalas kebaikan, meski sekecil biji zarrah.
Maka di hari Jumat yang penuh berkah ini, marilah kita isi dengan cinta yang nyata. Dengan tangan yang memberi. Dengan hati yang tergerak. Karena di balik setiap sedekah, ada kisah yang kita tolong untuk tetap bertahan. Ada hidup yang kembali bernapas lega.
Jumat ini, jangan biarkan cinta hanya menjadi kata. Wujudkan ia dalam sedekah. Sebab cinta yang tak dibagi, hanya akan layu dalam diam.
0 Komentar