Di tengah hiruk-pikuk dunia yang semakin larut dalam arus materialisme, hedonisme, dan kehilangan nilai-nilai spiritual, hati kecil kita sering kali berbisik lirih, mengingatkan bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekadar kehidupan dunia ini. Inilah seruan hati bagi orang-orang beriman—sebuah panggilan untuk tetap teguh dalam kebaikan, meski gelapnya zaman seakan menelan cahaya.
Kehidupan yang Berliku dan Ujian Keimanan
Tidak bisa dipungkiri, zaman ini menghadirkan ujian yang begitu berat bagi mereka yang ingin tetap berpegang teguh pada keimanan. Godaan dunia semakin menggila, nilai kebenaran sering kali diputarbalikkan, dan mereka yang berusaha meniti jalan lurus justru dipandang aneh. Rasulullah ﷺ telah mengingatkan dalam sabdanya:
“Islam bermula dalam keadaan asing, dan akan kembali menjadi asing sebagaimana permulaannya. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing itu.” (HR. Muslim)
Betapa sabda ini semakin relevan dengan keadaan dunia saat ini. Orang-orang yang ingin tetap berpegang pada keimanan justru dianggap aneh, sementara kebatilan dibiarkan merajalela. Namun, inilah ujian yang harus dihadapi. Allah tidak pernah menjanjikan bahwa jalan menuju-Nya akan mudah, tetapi Dia berjanji bahwa setiap kesabaran akan dibalas dengan ganjaran yang tak terhingga.
Tetap Menyalakan Cahaya di Tengah Kegelapan
Gelapnya zaman bukanlah alasan untuk menyerah. Justru, dalam kegelapan inilah kita harus menjadi cahaya. Allah telah mengaruniakan iman di dalam hati kita agar kita mampu bertahan, bersabar, dan tetap berbuat kebaikan meskipun dunia seakan berjalan ke arah yang berlawanan.
“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. At-Talaq: 2-3)
Seruan hati bagi orang beriman adalah untuk tetap berpegang pada nilai-nilai kebaikan, meski dunia berkata sebaliknya. Tetaplah jujur meski kejujuran dianggap langka, tetaplah berbuat baik meski kebaikan sering kali tidak dihargai, dan tetaplah menyebarkan kasih sayang meski kebencian lebih sering menjadi bahasa dunia.
Menjaga Keimanan dalam Kebersamaan
Seorang diri, kita mungkin merasa rapuh, tetapi bersama, kita bisa saling menguatkan. Carilah saudara-saudara seiman yang sama-sama ingin meniti jalan kebaikan. Bergabunglah dalam komunitas yang mengajak kepada kebaikan, hadiri majelis ilmu, perbanyak doa, dan dekatkan diri kepada Allah. Karena pada akhirnya, hanya dengan pertolongan-Nya kita dapat bertahan di tengah badai zaman.
Cahaya di Penghujung Perjalanan
Seruan hati bagi orang beriman adalah panggilan untuk tetap kuat, tetap teguh, dan tetap bersinar. Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya yang berjuang di jalan-Nya. Meskipun dunia terasa gelap, tetaplah menjadi lilin yang menerangi, walau cahayanya kecil, karena kelak Allah akan menggantikannya dengan cahaya yang abadi di akhirat.
Jangan biarkan gelapnya zaman meredupkan iman di hati kita. Sebaliknya, jadilah bagian dari mereka yang menyalakan cahaya di tengah kegelapan, karena kelak cahaya itulah yang akan menuntun kita kembali kepada-Nya dengan penuh kemuliaan.
0 Komentar