Hari-hari menjelang Iduladha adalah hari-hari yang penuh makna. Bukan sekadar perayaan tahunan, melainkan momen suci untuk merenung, memperkuat ikatan batin, dan mempersembahkan yang terbaik kepada Sang Pencipta. Dalam setiap takbir yang menggema, ada getar cinta. Dalam setiap hewan yang disiapkan untuk dikurbankan, ada bukti iman yang tak tergoyahkan.
Langkah yang Dimulai dari Cinta
Segala sesuatu yang dilandasi oleh cinta akan terasa ringan dijalani. Begitu pula langkah-langkah menuju pengorbanan. Berqurban bukan sekadar rutinitas ibadah, bukan pula ajang menunjukkan kemampuan materi. Ia adalah bahasa cinta yang dituliskan dalam bentuk ketulusan dan keikhlasan.
Ketika Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih putranya, Ismail, itu bukan sekadar ujian ketaatan. Itu adalah bukti bahwa cinta kepada Allah berada di atas segalanya. Ibrahim tidak melangkah karena keterpaksaan, ia melangkah karena cinta—cinta yang tak pernah menduakan Tuhan, cinta yang sanggup merelakan segala.
Begitu pula kita hari ini. Mungkin tak diminta mengorbankan sesuatu sebesar Ismail, tapi kita diminta menyisihkan sebagian dari apa yang kita cintai. Dan cinta yang sejati akan selalu membimbing kita pada pengorbanan yang ikhlas.
Iman yang Teruji dalam Pengorbanan
Berqurban adalah cermin dari seberapa dalam iman kita. Karena dalam setiap daging dan darah yang tertumpah, sesungguhnya bukan itu yang sampai kepada Allah melainkan ketakwaan yang tersembunyi di baliknya.
Bagi sebagian orang, menyisihkan sebagian harta untuk berqurban bisa jadi hal yang berat. Namun, justru di situlah nilai keimanan diuji. Apakah kita hanya mencintai Allah dalam doa-doa indah, atau juga dalam tindakan nyata? Apakah kita hanya berkata “aku beriman”, namun enggan mengorbankan apa pun untuk membuktikannya?
Iman sejati tidak hanya hidup di masjid, tetapi juga dalam pilihan-pilihan sehari-hari: ketika kita memilih memberi daripada menyimpan, memilih berbagi daripada menumpuk, dan memilih percaya bahwa setiap pengorbanan akan dibalas berlipat ganda oleh-Nya.
Cinta yang Menghidupkan, Iman yang Menguatkan
Iduladha adalah perayaan cinta yang berpadu dengan iman. Ia mengajarkan bahwa hidup bukan tentang seberapa banyak yang kita miliki, tetapi tentang seberapa banyak yang bisa kita beri. Ia mengingatkan bahwa tak ada cinta sejati tanpa pengorbanan, dan tak ada iman sejati tanpa pembuktian.
Maka, marilah kita melangkah dengan cinta. Bukan cinta yang egois, tapi cinta yang tumbuh dari kasih sayang kepada sesama dan kepasrahan kepada Yang Maha Kuasa. Dan marilah kita berqurban dengan iman. Iman yang teguh, yang yakin bahwa segala sesuatu yang kita lepaskan di jalan Allah akan kembali kepada kita dalam bentuk yang jauh lebih indah.
Karena pada akhirnya, hidup adalah perjalanan menuju keabadian. Dan setiap langkah yang dituntun oleh cinta, serta setiap pengorbanan yang digerakkan oleh iman, akan menjadi cahaya yang menerangi jalan kita pulang kepada-Nya.
0 Komentar