Di tengah hiruk-pikuk kehidupan dunia, terkadang kita lupa bahwa ada ibadah-ibadah kecil yang diam-diam mampu membawa kita begitu dekat dengan surga. Salah satunya adalah shalat sunnah rawatib shalat tambahan yang mengiringi shalat fardhu lima waktu. Meski statusnya sunnah, ganjaran dari shalat rawatib begitu besar hingga Rasulullah Saw, menyebutkan: “Tidaklah seorang hamba muslim shalat karena Allah setiap hari dua belas rakaat selain yang wajib, melainkan Allah membangunkan untuknya sebuah rumah di surga.” (HR. Muslim)

Apa Itu Shalat Sunnah Rawatib?

Shalat sunnah rawatib adalah shalat yang dikerjakan sebelum dan sesudah shalat wajib. Ada dua jenis rawatib:

  1. Rawatib muakkadah (yang sangat ditekankan).
  2. Rawatib ghairu muakkadah (yang tidak terlalu ditekankan).

Namun yang paling utama dan dianjurkan Rasulullah Saw adalah 12 rakaat rawatib muakkadah yang beliau kerjakan secara rutin.

Rincian 12 Rakaat Shalat Rawatib

Berikut rincian 12 rakaat yang dimaksud dalam hadits tersebut:

  • 2 rakaat sebelum Subuh
  • 4 rakaat sebelum Dzuhur
  • 2 rakaat setelah Dzuhur
  • 2 rakaat setelah Maghrib
  • 2 rakaat setelah Isya

Ini bukan shalat yang panjang. Hanya beberapa menit sebelum atau sesudah shalat fardhu. Namun nilainya luar biasa di sisi Allah.

Mengapa 12 Rakaat Ini Begitu Istimewa?

  1. Dijamin Rumah di Surga
    Bayangkan, hanya dengan konsisten mengerjakan 12 rakaat sunnah rawatib setiap hari, Allah SAW, menjanjikan sebuah rumah di surga. Bukan sekadar pahala biasa, tapi tempat tinggal abadi di akhirat.
  2. Penambal Kekurangan Shalat Wajib
    Manusia pasti memiliki kekurangan dalam shalat wajib—kurang khusyuk, terburu-buru, atau bahkan terganggu pikiran. Shalat sunnah rawatib menjadi pelengkap dan penyempurna, sebagaimana disebutkan dalam hadits:
    “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika sempurna, maka ditetapkan baginya pahala yang sempurna. Jika tidak sempurna, Allah berfirman: ‘Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka disempurnakanlah kekurangan dari shalat wajibnya.” (HR. Abu Dawud)
  3. Tanda Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya
    Konsistensi kita dalam mengerjakan shalat sunnah adalah bentuk nyata kecintaan dan kerinduan kepada Allah dan Rasul-Nya. Orang yang mencintai pasti ingin selalu memberi lebih, bukan sekadar cukup.

Mengapa Kita Sering Lalai?

Banyak dari kita meninggalkan shalat sunnah rawatib bukan karena tidak tahu, tapi karena merasa terlalu sibuk, terlalu lelah, atau sekadar menyepelekan. Padahal, waktu untuk 12 rakaat ini tidak sampai 20 menit dalam sehari.

Tidakkah kita ingin ketika kelak berjumpa Allah, kita datang dengan amalan-amalan cinta kecil ini?

Pesan yang Menyentuh Hati

Wahai jiwa yang mendamba surga,

Jangan abaikan hadiah yang Rasulullah Saw janjikan. Di dunia ini, kita begitu sibuk menabung untuk rumah di bumi yang hanya sementara. Tapi dengan 12 rakaat ini, Allah menawarkan kita rumah di surga, rumah yang tak pernah retak, tak butuh renovasi, tak akan habis masa kontraknya.

Mari mulai hari ini, niatkan dengan tulus dan bangunlah kebiasaan mengerjakan 12 rakaat rawatib setiap hari. Meski lelah, meski sibuk, jangan biarkan surga menjauh hanya karena kita terlalu malas untuk menambahkan sedikit cinta dalam shalat kita.

Penutup

Shalat rawatib adalah ladang kecil, namun hasilnya adalah istana di surga. Jangan tunggu sempurna untuk memulai, karena konsistensi itu lebih dicintai Allah daripada kesempurnaan yang ditunda.

Semoga Allah lembutkan hati kita untuk mencintai shalat-shalat sunnah, dan semoga dengan 12 rakaat ini, kelak kita semua memiliki rumah di surga. Aamiin.

Open chat
Kami dengan senang hati membantu Anda. Jangan ragu untuk bertanya kepada kami.