Bersama Menata Masa Depan Kehidupan Anak
Orang tua asuh, atau yang lebih dikenal dengan istilah kafalah dalam Islam, adalah bentuk tanggung jawab sosial yang sangat dianjurkan. Kafalah berarti mengasuh, melindungi, dan membesarkan anak yang bukan keturunan biologis kita, tetapi dengan tetap menjaga hak-haknya sesuai syariat. Islam memberikan perhatian besar pada pemeliharaan anak yatim dan anak-anak yang membutuhkan perlindungan.
1. Orang Tua Asuh dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an mengandung banyak ayat yang berbicara tentang pentingnya menjaga dan merawat anak yatim, yang juga menjadi dasar bagi konsep orang tua asuh dalam Islam.
a. Surah Al-Baqarah: 220
Allah SWT berfirman:
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak-anak yatim. Katakanlah: Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu.”
(QS. Al-Baqarah: 220)
Ayat ini menegaskan pentingnya memperlakukan anak yatim dengan baik. Anak yatim adalah simbol dari anak-anak yang membutuhkan perlindungan dan kasih sayang. Mereka harus diperlakukan dengan keadilan dan kasih seperti anggota keluarga sendiri.
b. Surah Ad-Duha: 9-10
Dalam surah ini, Allah SWT memberikan perintah agar tidak berlaku kasar kepada anak yatim:
“Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik.”
(QS. Ad-Duha: 9-10)
Melalui ayat ini, Allah SWT memerintahkan kita untuk menjaga anak-anak yatim dengan penuh kasih dan tidak memperlakukan mereka dengan buruk. Ayat ini juga menegaskan bahwa merawat anak yatim merupakan bentuk amal ibadah yang sangat dianjurkan.
2. Orang Tua Asuh dalam Hadis
Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya peran orang tua asuh dan keutamaan merawat anak yatim. Beberapa hadis berikut menjelaskan betapa besarnya pahala dan keutamaan bagi mereka yang merawat anak yatim atau anak-anak yang membutuhkan asuhan.
a. Hadis Riwayat Al-Bukhari
Rasulullah SAW bersabda:
“Aku dan orang yang mengasuh anak yatim (kafilul yatim) akan berada di surga seperti ini,” lalu beliau mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengahnya, serta merenggangkan keduanya.”
(HR. Bukhari)
Hadis ini menekankan kedekatan orang yang mengasuh anak yatim dengan Rasulullah SAW di surga. Ini menunjukkan betapa besar kedudukan dan keutamaan orang yang mengambil peran sebagai orang tua asuh.
b. Hadis Riwayat Abu Dawud
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Sebaik-baik rumah di antara kaum Muslimin adalah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan baik, dan seburuk-buruk rumah di antara kaum Muslimin adalah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan buruk.”
(HR. Abu Dawud)
Hadis ini menunjukkan bahwa rumah yang penuh berkah adalah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim atau anak yang diasuh dengan penuh kasih sayang. Sebaliknya, rumah yang tidak memberikan perhatian atau bahkan memperlakukan anak yatim dengan buruk akan menjadi rumah yang dihindari dari keberkahan.
3. Konsep Kafalah dan Perbedaannya dengan Adopsi
Dalam Islam, kafalah berbeda dengan konsep adopsi di negara-negara Barat. Kafalah adalah bentuk pengasuhan anak tanpa memutus hubungan nasab dan waris antara anak dan orang tua kandungnya. Ini berarti, anak yang diasuh tetap diakui nasabnya dengan orang tua biologisnya dan tidak otomatis menjadi ahli waris dari orang tua asuhnya.
Dalam hal ini, Al-Qur’an menegaskan bahwa nasab (garis keturunan) harus tetap dijaga, sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Ahzab ayat 5:
“Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil di sisi Allah…”
(QS. Al-Ahzab: 5)
Ayat ini menegaskan bahwa anak yang diambil sebagai anak asuh tidak boleh diubah nasabnya. Meskipun anak tersebut dibesarkan oleh keluarga asuh, ia tetap harus dikenal dengan nama ayah biologisnya.
4. Keutamaan Menjadi Orang Tua Asuh
Menjadi orang tua asuh adalah amal yang sangat mulia dalam Islam. Selain memperoleh pahala besar, beberapa keutamaan yang bisa diraih dari peran ini antara lain:
- Dekat dengan Rasulullah SAW di surga seperti yang dijelaskan dalam hadis.
- Memperoleh rahmat dan keberkahan dalam rumah tangga, karena memperlakukan anak yatim atau anak yang membutuhkan dengan baik.
- Memenuhi tanggung jawab sosial sebagai Muslim, yaitu saling membantu dan menjaga anak-anak yang membutuhkan perlindungan.
0 Komentar