Hari Santri Nasional
Hari Santri, yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober di Indonesia, adalah momen untuk mengenang perjuangan para santri dalam merebut kemerdekaan serta peran mereka dalam menjaga dan mempertahankan nilai-nilai Islam di Nusantara. Sebagai bagian dari tradisi Islam yang kental di Indonesia, peringatan Hari Santri juga merupakan momentum untuk merefleksikan pentingnya pengamalan ajaran Islam secara kaffah (menyeluruh) oleh para santri.
Hari Santri merupakan pengingat akan peran vital para santri dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, yang didasarkan pada ajaran Al-Qur’an dan hadis. Nilai-nilai keilmuan, ukhuwah, jihad, serta pengorbanan yang dijunjung tinggi oleh para santri merupakan perwujudan dari tuntunan Islam. Al-Qur’an dan hadis memberikan fondasi yang kuat bagi setiap santri untuk terus berjuang, baik dalam ranah spiritual, intelektual, maupun sosial. Di Hari Santri, kita diingatkan bahwa menuntut ilmu dan berjihad di jalan Allah bukan hanya kewajiban bagi santri, tetapi juga bagi setiap Muslim yang ingin mendekatkan diri kepada-Nya
Makna Santri dalam Islam
Secara historis, istilah “santri” merujuk pada orang yang belajar di pesantren, tempat di mana ajaran-ajaran Islam dipelajari dan diamalkan. Namun, dalam konteks yang lebih luas, santri juga bisa berarti mereka yang berusaha mengimplementasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Ajaran Islam yang dibawa oleh para santri tidak terlepas dari tuntunan Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW.
Santri dan Al-Qur’an
- Kewajiban Mencari Ilmu
Al-Qur’an menekankan pentingnya menuntut ilmu bagi setiap Muslim, yang juga merupakan salah satu karakteristik utama santri.
- QS. Al-Mujadilah (58:11):
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”
Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki ilmu akan dimuliakan di sisi Allah SWT. Dalam konteks santri, ini mengandung arti pentingnya terus mencari dan mendalami ilmu agama untuk memahami Islam secara mendalam dan mengamalkannya dengan benar.
- Menjaga Persatuan dan Ukhuwah Islamiyah
Dalam kehidupan santri, nilai persaudaraan sangat dijunjung tinggi.
- QS. Al-Hujurat (49:10):
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, sebab itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.”
Ayat ini menjadi landasan penting dalam menjaga ukhuwah (persaudaraan) di antara umat Islam, yang juga dipraktikkan dalam kehidupan santri. Pesantren mengajarkan santri untuk tidak hanya mencari ilmu, tetapi juga menjalin persatuan di antara sesama Muslim.
- Semangat Berjihad di Jalan Allah
Santri identik dengan semangat perjuangan, baik dalam bentuk jihad secara fisik maupun jihad intelektual. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
- QS. At-Taubah (9:41):
“Berangkatlah kamu (untuk berperang) dalam keadaan ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Ayat ini menggambarkan pentingnya jihad, baik dalam bentuk fisik (seperti yang dilakukan santri dalam melawan penjajah di masa lalu) maupun jihad intelektual dan moral dalam menegakkan nilai-nilai Islam.
Santri dalam Perspektif Hadis
- Keutamaan Menuntut Ilmu
Nabi Muhammad SAW dalam berbagai hadis menekankan pentingnya menuntut ilmu. Sebagai santri yang tugas utamanya adalah mencari ilmu, berbagai hadis berikut menjadi pedoman:
- Hadis Riwayat Ibnu Majah:
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.”
Hadis ini menunjukkan bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban yang tidak bisa ditawar, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Santri, sebagai pencari ilmu agama, diharapkan tidak hanya menguasai pengetahuan, tetapi juga mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
- Penyebar Cahaya Ilmu
Dalam sebuah hadis, Nabi SAW bersabda:
- HR. Tirmidzi:
“Sesungguhnya dunia ini terkutuk dan terkutuk pula segala isinya, kecuali dzikir kepada Allah dan segala yang mendekatkan kepada-Nya serta orang yang alim dan orang yang menuntut ilmu.”
Hadis ini menegaskan bahwa para pencari ilmu (santri) memiliki kedudukan istimewa di hadapan Allah SWT. Mereka adalah orang-orang yang terhindar dari keburukan dunia, sebab dengan ilmunya mereka mendekatkan diri kepada Allah dan menjadi penerang bagi umat manusia.
- Jihad dan Perjuangan
Santri juga dikenal dengan semangat jihad dan perjuangan, baik dalam membela agama maupun bangsa. Dalam hadis, Nabi SAW bersabda:
- HR. Bukhari:
“Barangsiapa yang meninggal dalam keadaan belum pernah berperang (jihad) dan belum pernah terbersit niat dalam hatinya untuk berperang, maka ia meninggal dalam sebagian cabang kemunafikan.”
Meskipun konteks jihad di sini bisa beragam, termasuk jihad melawan hawa nafsu, santri berperan penting dalam menerapkan semangat jihad melalui dakwah, pengajaran, dan bela negara. Di Indonesia, peran ini sangat jelas ketika para santri dan ulama memimpin perjuangan fisik melawan penjajahan.
Hari Santri: Mengenang Resolusi Jihad
Peringatan Hari Santri di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari “Resolusi Jihad” yang dikeluarkan oleh KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945. Resolusi ini mendorong umat Islam, khususnya santri, untuk berjuang melawan penjajah demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Spirit Resolusi Jihad ini sejalan dengan ajaran Al-Qur’an dan hadis mengenai kewajiban berjihad di jalan Allah, khususnya dalam rangka melindungi kehormatan agama dan tanah air.
Para santri pada masa itu menjadi garda terdepan dalam perjuangan kemerdekaan, dan hal ini diabadikan dalam peringatan Hari Santri Nasional. Melalui peringatan ini, umat Islam diingatkan akan pentingnya menegakkan agama dengan penuh semangat jihad dan pengorbanan.
0 Komentar