Di sebuah sudut kampung yang sederhana, suara anak-anak kecil mengaji terdengar lirih menembus dinding-dinding rumah. Di situlah TPA Kalimatunsawa hadir bukan sekadar sebagai tempat belajar Al-Qur’an, melainkan sebagai pelita bagi generasi masa depan tempat di mana langkah kecil mereka perlahan menapaki jejak menuju surga.
Setiap sore, anak-anak datang dengan wajah polos penuh semangat. Tangan mereka menggenggam mushaf kecil, sebagian membawa buku Iqra’ yang mulai usang karena sering dibolak-balik. Mereka duduk beralaskan tikar sederhana, tanpa sekat sosial, tanpa rasa malu, karena di mata Allah, mereka semua adalah permata.
Di balik semangat anak-anak itu, ada para ustaz dan ustazah mereka bukan orang-orang yang bergaji besar atau berkantor mewah. Tapi keikhlasan mereka adalah harta paling mahal. Dengan senyum sabar, mereka membimbing satu per satu anak melafalkan huruf hijaiyah, membetulkan makhraj, hingga membisikkan nilai-nilai adab yang mulai langka di zaman ini. Mereka tidak hanya mengajar, tapi mendidik dengan hati.
Sungguh, TPA Kalimatunsawa adalah ladang amal jariyah. Setiap huruf yang dibaca anak-anak, setiap doa yang dilafazkan, setiap ayat yang dihafal semuanya mengalir menjadi pahala yang tak pernah putus. Mungkin kita tak bisa mendirikan masjid, mungkin kita belum mampu menjadi ulama, tapi mendukung tempat seperti TPA ini adalah bagian dari jalan menuju surga.
Bukan fasilitas yang membuat tempat ini istimewa, tapi semangat di dalamnya. Di tengah keterbatasan, anak-anak tetap belajar dengan tekun. Ada yang berjalan jauh dari rumahnya hanya untuk ikut mengaji. Ada pula yang menahan lapar tapi tetap tersenyum saat diminta maju membaca. Inilah cahaya kecil yang kelak bisa menerangi negeri.
Bersama TPA Kalimatunsawa, setiap langkah kecil menjadi berarti. Setiap senyum anak-anak adalah doa yang melangit. Dan setiap lembar Al-Qur’an yang mereka baca adalah bukti bahwa kita sedang menanam benih-benih surga.
Mari kita genggam tangan mereka. Kita bantu agar langkah-langkah kecil ini tidak terhenti di tengah jalan. Karena di setiap jejak mereka, ada harapan. Dan di setiap harapan, ada jalan menuju ridha Tuhan.
0 Komentar