Di balik gemuruh suasana kota yang terus bergerak, bulan Muharram, bulan suci pertama dalam penanggalan Hijriah, tiba kembali. Untuk umat Islam di seluruh dunia, ini adalah momentum yang penuh makna. Di Yayasan Kalimatunsawa Indonesia, peringatan Muharram 1447 H bukan sekadar ritual tradisional, melainkan sebuah upaya menyentuh akar sejarah dan membangun karakter generasi penerus yang berakhlak mulia dan berjiwa kebangsaan.
Sinar Baru, Harapan Baru
Muharram membawa pesan optimisme. Seperti fajar yang menyingsing di ufuk timur, 1 Muharram 1447 H melambangkan awal babak baru, kesempatan untuk merenung, bertobat, dan memulai hal-hal baik. Di Kalimatunsawa, suasana semerbak dengan kehangatan dan kekhusyukan. Ruang-ruang kelas dihiasi dengan pita hijau dan putih, warna kesucian dan harapan, sambil terdengar suara tilawah Al-Qur’an yang lembut namun mengalun merdu, mengisi udara dengan keberkahan.Di Sini,
Sejarah Menjadi Pengalaman Hidup Peringatan Muharram di Kalimatunsawa tidak hanya berhenti pada ritual doa dan berbuka puasa. Lebih dari itu, yayasan ini berusaha keras menghidupkan kembali nilai-nilai luhur yang terkandung dalam peristiwa-peristiwa penting bulan ini, terutama tragedi Karbala. Melalui ceramah yang disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami, drama mini, dan diskusi kelompok, para santri dan siswa diperkenalkan pada kisah kesabaran, pengorbanan, keberanian, dan keteguhan iman para sahabat Rasulullah dan para pemimpin Islam seperti Sayyidina Husain bin Ali RA.
Menyentuh Hati, Membangun Jiwa
Yang paling berkesan adalah bagaimana kisah-kisah ini disampaikan. Para pendidik di Kalimatunsawa tidak sekadar menceritakan fakta sejarah, tetapi mengajak para siswa untuk merasakan emosi dan pesan di baliknya. “Kisah Kerbala bukanlah sekadar cerita lalu,” ujar salah seorang pengasuh, “tetapi sebuah cermin bagi kita untuk menghadapi cobaan, mempertahankan kebenaran, dan tidak gentar menghadapi ketidakadilan.
Itu nilai keberanian dan keadilan yang harus kita tanamkan.” Dengan bahasa yang penuh kasih sayang dan contoh nyata, para guru mengajak anak-anak untuk melihat bagaimana kesabaran Ummu Salamah RA atau keteguhan hati para perempuan Karbala dapat menjadi inspirasi dalam kehidupan sehari-hari.
Muharram dan Semangat Kebangsaan
Di tengah tantangan zaman, peringatan Muharram di Kalimatunsawa juga menjadi ajang untuk mengingatkan pada nilai-nilai kebangsaan dan persatuan. Kisah perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat di awal Islam, penuh dengan semangat gotong royong, kebersamaan, dan pengorbanan demi kemajuan umat, sejalan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila. Para siswa diajarkan bahwa mempertahankan persatuan dan integritas bangsa adalah bentuk pengabdian yang sejalan dengan nilai-nilai Islam.
Harapan untuk Tahun Baru
Sebagai penutup peringatan, dibacakan doa khusyuk memohon keselamatan, keberkahan, dan petunjuk bagi seluruh umat Islam di seluruh dunia, khususnya bangsa Indonesia.
Diiringi salam “Mohon maaf lahir dan batin” yang tulus, suasana menjadi semakin menyentuh. Para siswa dan santri Kalimatunsawa keluar dari rangkaian peringatan dengan wajah cerah dan hati yang lebih terbuka.
Api Semangat yang Terus Menyala
Peringatan Muharram 1447 H di Yayasan Kalimatunsawa Indonesia bukanlah sekadar agenda tahunan. Ia adalah proses pembinaan karakter yang lembut namun mendalam. Dengan menyentuh hati dan membangun pemahaman, yayasan ini menanamkan benih keimanan, ketulusan, keberanian, dan cinta tanah air.
Semoga sinar Muharram 1447 H ini mampu menerangi langkah para generasi muda Kalimatunsawa, membentuk mereka menjadi insan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki jiwa yang saleh, berakhlak mulia, dan penuh semangat kebangsaan. Tahun Hijriah baru telah tiba, membawa harapan baru. Semoga harapan itu menjadi nyata di Kalimatunsawa dan seluruh Indonesia. Amin.
0 Komentar