Di balik gemuruh takbir dan aroma daging yang merebak di Hari Raya Iduladha, terdapat makna yang lebih dalam dari sekadar tradisi tahunan. Qurban bukan hanya tentang menyembelih hewan, melainkan tentang mempersembahkan cinta — cinta yang ikhlas, tanpa pamrih, dan penuh harap kepada Allah serta kepada sesama.

Qurban Sunnah: Di Antara Kebaikan yang Terlupakan

Banyak dari kita mungkin lebih familiar dengan qurban wajib — ibadah yang dilakukan oleh mereka yang memiliki kemampuan finansial. Namun ada satu bentuk cinta yang lebih sunyi, namun tak kalah istimewa: qurban sunnah.

Qurban sunnah dilakukan bukan karena kewajiban, tapi karena kerinduan. Kerinduan untuk memberi. Kerinduan untuk menjadi bagian dari kebahagiaan mereka yang tak pernah mencicipi daging selain di hari raya. Qurban sunnah adalah cermin dari jiwa yang tak ingin menunggu kaya untuk berbagi, tapi ingin menjadi kaya karena berbagi.

Cinta Tanpa Pamrih: Sebuah Pengorbanan yang Tidak Diketahui Siapa-siapa

Apa yang membuat qurban sunnah begitu menyentuh adalah bahwa ia dilakukan tanpa syarat. Tidak ada publikasi, tidak ada sertifikat kehormatan, bahkan seringkali dilakukan secara anonim. Orang yang melakukannya tahu bahwa mungkin tidak ada yang berterima kasih secara langsung. Namun ia tetap melakukannya — karena yang ia cari bukan balasan manusia, tapi senyuman dari langit.

Bayangkan seseorang yang mengumpulkan rupiah demi rupiah, bukan untuk liburan atau membeli barang mewah, tetapi untuk membeli seekor kambing sederhana. Ia tahu hewan itu tidak akan kembali padanya dalam bentuk materi. Namun ia percaya, setiap tetes darah yang mengalir adalah saksi cinta. Cinta kepada Allah, dan cinta kepada hamba-hamba-Nya yang membutuhkan.

Mengubah Hidup Lewat Sepotong Daging

Bagi sebagian orang, sepotong daging mungkin hanyalah tambahan menu makan siang. Tapi bagi mereka yang jarang mampu membeli lauk bergizi, itu bisa menjadi sumber kekuatan. Anak-anak yang biasanya makan dengan garam dan nasi, hari itu makan dengan daging. Wajah-wajah yang biasanya murung karena lapar, hari itu berseri karena kenyang.

Qurban sunnah bukan hanya tentang ibadah, tapi tentang kepekaan. Tentang tidak menunggu negara kaya atau dunia adil, tapi menjadi bagian kecil dari solusi hari ini. Dengan qurban sunnah, kita menyentuh kehidupan yang mungkin tak akan pernah kita temui, namun doanya akan menyertai langkah-langkah kita.

Menjadi Pelita di Tengah Gelap

Dalam dunia yang kadang terasa dingin dan penuh kepentingan, qurban sunnah adalah pelita. Ia menyalakan cahaya kasih dalam gelapnya individualisme. Ia adalah bukti bahwa cinta masih hidup. Bahwa masih ada orang-orang yang memberi bukan karena lebih, tapi karena tidak ingin melihat yang lain kekurangan.

 Qurban Adalah Bahasa Cinta

Ketika tangan tak mampu menjangkau, qurban adalah jembatannya. Ketika lidah tak mampu berkata, qurban adalah bahasanya. Dan ketika cinta tak bisa disampaikan secara langsung, qurban sunnah adalah bentuk nyatanya.

Mari kita jadikan qurban, tak hanya sebagai ritual tahunan, tapi sebagai ekspresi cinta yang tulus. Karena di balik setiap daging yang dibagikan, ada harapan, ada doa, dan ada cinta — yang mungkin tak terlihat, tapi terasa hingga ke relung hati.

Open chat
Kami dengan senang hati membantu Anda. Jangan ragu untuk bertanya kepada kami.